--> Skip to main content

Makna Lagu LIR-ILIR + Lirik dan Terjemahan | Tembang Sunan Kalijaga dalam Menyebarkan Islam

Makna Lagu LIR-ILIR - Hai semuanya, kembali lagi bersama Admin ARTI LAGU DUNIA disini. Kali ini, saya akan mengulas Sebuah Lagu spesial dan legendaris, yang berasal dari tanah Jawa, yakni Makna Lagu LIR-ILIR.

Lagu ini berasal dari Tanah Jawa, tepatnya Jawa Tengah. Pencipta Lagu LIR-ILIR merupakan seorang Tokoh Besar Islam Nusantara pada masanya, yang juga tergabung dalam Wali 9 (Walisongo), yakni Sunan Kalijaga, bernama lengkap: Sira Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Kalijagan Khalifatullah Tanah Jawi Langgeng ing Bawana.

Tembang Lagu LIR-ILIR inilah yang digunakan Sunan Kalijaga untuk menyebar-luaskan Islam di Tanah Jawa sekitar abat ke-15. Lalu, apa pesan dalam Lagu LIR-ILIR ini ini sehingga begitu fenomenal dan dikenang hingga saat ini ?

Makna Lagu LIR-ILIR

Makna Lagu LIR-ILIR

Secara garis besar, Lagu LIR-ILIR bercerita tentang penyuaraan Islam ke seluruh pendengar untuk memeluk dan menjaganya, yang dilakukan oleh Walisongo pada sekitar abat ke-15 dulu.

Arti LIR-ILIR adalah "Bangunlah", yang bermakna mengajak semua orang untuk bangun, sadar, mengoreksi diri dan bangkit dari keterpurukan, kekelaman dan kejahilan hidup, untuk kemudian senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan Beribadah dan beramal saleh.

Pada baris kedua yang berbunyi "Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar". Ini dimaknai pada kesadaran diri kita sendiri, apakah ingin membiarkan tanaman kehidupan itu layu dan mati, atau merawatnya hingga berbunga dan berbuah, supaya mendapatkan kebahagiaan darinya, seperti bahagianya para pengantin baru (tak sengguh temanten anyar).

Pesan Moral dalam Lagu LIR-ILIR berikutnya sampai pada lirik "Cah angon, cah angon, penekno blimbing kuwi". Cah Angon artinya Anak Gembala. Yang dimaknai dengan anak gembala disini ialah kita sebagai manusia, yang telah diberikan sesuatu untuk digembalakan dalam hidup, yakni "HATI".

Yaitu Bagaimana kita menahan diri dari hawa nafsu yang tidak ada batasnya. Pada baris kedua ini, Anak Gembala tadi disuruh memanjat Belimbing. Mengapa Belimbing? Karena buah ini umumnya bergerigi lima buah.

Makna "Lima" pada gerigi buah belimbing adalah anjuran dan perintah kepada kita untuk senantiasa menjalankan Shalat 5 waktu dan 5 Rukun Islam. Itu artinya, kita sudah diarahkan untuk tetap menjaga shalat bahkan sejak masih kecil.

Lalu apa guna Belimbing ini? Sampailah kita pada bagian "Lunyu-lunyu penekno, kanggo mbasuh dodotiro". Yakni digunakan untuk mencuci dan membasuh seluruh badan (dodotiro) dari kotoran dosa dan perbuatan yang melanggar perintahNya.

Meskipun memanjat pohon belimbing itu terkesan susah karena licin dan banyak hamanya, namun kita harus tetap menggapai dan memetiknya, artinya harus selalu menjaga shalat 5 waktu dan menjalankan Rukun Islam.

Makna yang terkandung dalam lagu LIR-ILIR ini, masuklah kita pada baris "Dodotiro, dodotiro, kumitir bedah ing pinggir". Artinya, badan kita sebagai manusia biasa pasti masih terdapat banyak luka alias dosa. Untuk itulah perlu dibedsihkan dan diobati.

Caranya adalah dengan Dondonono dan Jlumatono (Jahitlah dan Benahilah), agar menjadi badan yang sehat dan bersih dari dosa-dosa yang telah lalu. Kemudia disambung dengan lirik "Kanggo sebo mengko sore.".

Artinya "Untuk dipakai di sore hari nanti". Makna kata "Sore" disini adalah Akhirat. Kita menyadari bahwa setiap manusia pasti akan merasakan mati. Dan bekal yang akan dibawa hanyalah amal ibadah kita.

Maka sejak dini harus mempersiapkan segala bekal untuk menghadapinya sebelum Allah SWT memanggil kita untuk menjumpainya. Maka dari itu kita harus senantiasa membersihkan diri dari dosa.

Makna Lagu LIR-ILIR ini, kita masuk pada baris "Mumpung pandhang rembulane, mumpung jembar kalangane", yang berarti waktu dan kesempatan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT masih terbuka lebar, meski ajal hanya Dia yang tahu.

Maka gunakanlah waktu yang tersisa untuk berbuat kebajikan, bertaqwa, menolong sesama dan perbuatan-perbuatan terpuji lainnya, sebagai bekal untuk dibawa ke alam berikutnya nanti.

Yang terakhir adalah "Yo surako surak iyo", atau bersoraklah dengan sorakan "iya". Jika ada yang mengingatkan, maka jawablah dengan "Iya". Setelah kita melaksanakan semua itu maka kita akan bergembira atau senang dan bersorak.

Nah, itulah tadi Makna Lagu LIR-ILIR yang saya rincikan berdasarkan bait pernaitnya untuk kamu. Semoga bisa dipahami. Dan dibawah ini adalah Lirik dan Terjemahan lagu LIR-ILIR.

Lirik dan Terjemahan Lagu LIR-ILIR Sunan Kalijaga

Lir-ilir, lir-ilir
(Bangunlah-bangunlah)
Tandure wis sumilir
(Tanaman sudah bersemi)
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
(Demikian menghijau bagaikan pengantin baru)

Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
(Anak gembala, anak gembala panjatlah pohon belimbing itu)
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
(Biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu)

Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
(Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping)
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
(Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore)

Mumpung padhang rembulane,
(Mumpung bulan bersinar terang),
Mumpung jembar kalangane
(Mumpung banyak waktu luang)
Yo surako.... surak iyo...
(Ayo bersoraklah dengan sorakan iya).
•••••••

Disarankan : Makna Lagu APUSE - Papua

Nah, demikianlah Makna Lagu Lir-ilir, dan Terjemahan Lirik Lagu Lir-ilir bahasa Jawa dan Indonesia. Semoga bisa dipahami dan bermanfaat, Terima Kasih.

Baca juga :
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar